Taksonomi dan Morfologi |
|
Morfologi |
Gambar |
Akar Tergolong radix primaria (akar tunggang. Termasuk akar tunggang bercabang (ramosus). Akar tunggang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang banyak. |
|
Batang Batang Jenis batang berkayu (lignosus) dan berbentuk bulat serta bergetah. Memiliki tipe percabangan monopodial dengan umur pohon tergolong perenial (tahunan) dengan tinggi ± 5 - 25 m. |
|
Daun Daun Tergolong daun tidak lengkap dengan pangkal daun tidak bertoreh dan berbentuk bulat telur (ovatus). Warna daun hijau tua dengan permukaan atas licin mengkilap dan permukaan bawah licin suram. |
|
Bunga Bunga Berdasarkan jumlahnya merupakan bunga plant multiflora. Bunga terletak pada ketiak daun. Tergolong jenis bunga majemuk yang memiliki ibu tangkainya bercabang monopodial. |
|
Buah Buah tergolong buah sejati tunggal kering. Buahnya berbentuk bulat telur, berlekuk lima,dan berwarna cokelat. Umumnya buahnya berbentuk kapsul bulat telur, ketika masih muda berwarna hijau kemudian kemerahan dan setelah tua berwarna cokelat abu-abu. Buahnya berscuping lima, dengan panjang sekitar 15-22 cm. |
|
Nama Lokal : |
Mahagoni, maoni, moni (Hartati, 2013) |
Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman : |
Pohon mahoni berasal dari Hindia Barat. Wilayah penyebarannya meliputi Srilangka, India, Serawak, dan Fiji. Jenis tanaman ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1872 melalui India. Pohon mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat lain yang dekat dengan pantai atau ditanam ditepi jalan sebagai pohon pelindung (Qodri et.al., 2014). |
Status Kelangkaan berdasarkan IUCN : |
Berdasarkan IUCN, mahoni tergolong dalam kategori vulnerable. Status populasi mahoni cenderung aman karena banyak dibudidayakan untuk diambil manfaatnya. Selain itu, sifat mahoni yang mudah beradaptasi menjadikan keberlangsungan hidupnya terus terjamin |
Syarat Tumbuh : |
Mahoni tumbuh baik pada tanah yang mengandung sedikit lempung dan bersolum agak tebal. Perakaran Mahoni pada waktu muda tumbuh sangat cepat, terutama akar tunggangnya. Pohon Mahoni tahan terhadap kekurangan zat asam (sekitar 70 hari) sehingga dapat ditanam pada tanah yang sewaktu-waktu tergenang air. |
Habitat : |
Pohon mahoni dapat tumbuh di tanah yang memiliki kadar air rendah hingga tanah gersang. Mahoni juga dapat tumbuh di daerah payau yang berada disekitar pantai. |
Penyebaran Tanaman : |
Tanaman mahoni masuk ke Indonesia sekitar pada tahun 1872 melalui India. Kemudian berkembang pesat di Pulau Jawa sekitar tahun 1892 hingga 1902 dan berlanjut hingga saat ini menjadi salah satu pohon budidaya oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, mahoni juga tersebar di wilayah lain, seperti India, Sri Lanka, Malaysia, dan Fiji. |
Metode Perbanyakan : |
Perbanyakan dengan generatif (biji) dan vegetatif (cangkok dan okulasi). |
Kandungan Senyawa Kimia : |
Mahoni mengandung senyawa kimia saponin dan flavonoida (Dalimartha, 2005). |
Bagian yang Dimanfaatkan : |
Kayu pohon mahoni sifatnya keras sehingga dapat menghasilkan produk-produk furniture, meubel, perkakas, patung, ukiran, kayu lapis dengan kualitas baik. Kayu mahoni tidak mudah berubah bentuk maupun retak sehingga banyak digunakan untuk bahan pembuatan penggaris kayu. |
Kegunaan : |
Buah mahoni dapat menurunkan tekanan darah tinggi, antijamur, demam, kurang nafsu makan, rematik, dan masuk angin. Bijinya mampu menurunkan kadar gula darah. Kulit batangnya dapat mengobati demam, sebagai tonikum, dan astringent (Harianja, 2008). |
Letak Koordinat : |
|
Referensi |
Plantamor (2012). Hartati (2013). Qodri et.al (2014). Dalimartha (2005). Harianja (2008). |