Taksonomi dan Morfologi

    • Kingdom: Plantae
    • Divisi: Magnoliophyta
    • Subdivisi: Spermatophyta
    • Kelas: Magnoliopsida
    • Ordo: Euphorbiales
    • Famili: Euphorbiaceae
    • Genus: Aleurites
    • Nama ilmiah: Aleurites moluccana (L) Willd
 

 

Morfologi

Gambar

Akar

Sistem perakaran tanaman kemiri sunan berkembang sebagaimana tanaman dikotil pada umumnya, memiliki sistem perakaran tunjang dan lateral yang tumbuh cukup cepat dengan areal sebaran yang lebar dan dalam. Akar ini berkembang secara progresif yang dapat menarik dan menyerap air dan nutrisi dalam lingkungan yang luas (Herman, dkk., 2013). Akar tunjang yang tumbuh awal masa pertumbuhan diikuti oleh pertumbuhan akar lateral dengan akar rambut di setiap ujungnya. Penetrasi akar penopangnya jauh ke dalam tanah dan luas pertumbuhan akar lateral bisa mencapai dua kali lebar tajuk (Herman, dkk., 2013). Akar lateral dan rambut akar terendam di kedalaman satu meter dari tanah.

 

Batang

Batang tanaman kemiri sunan ini berbentuk silindris dengan permukaan kulit batang yang kasar berwarna abu-abu sampai kehitaman. Pada tumbuhan muda, permukaan kulit batang lebih halus dan licin dengan warna kecoklatan. Tangkai kemiri sunan tumbuh menjulang dengan pohon yang tinggi bahkan bisa mencapai 15 m dan diameter batang dapat mencapai 1,95 - 2,34 m. 

 

Daun

Daun kemiri sunan ditopang oleh tangkai daun dengan panjang sekitar 7 - 37 cm dan menempel pada batang atau cabang yang tidak berpasangan. Kemiri memiliki daun berbentuk lebar (cordota) dengan tulang daun menyirip dan tekstur permukaan daun halus. Daun kemiri sunan memiliki panjang sekitar 14 - 21 cm dan lebar sekitar 13 - 20 cm tergantung pada usia tanaman, lokasi dan varietas (Luntungan, Herman dan Hadad, 2009). Warna daun kemiri sunan sangat bervariasi dari merah, merah kecoklatan dan hijau muda.

 

Bunga

Bunga kemiri sunan akan tumbuh dan berkembang di setiap ranting di ujung batang dengan bentuk rangkaian bunga (inflorescence). Inflorescence kemiri termasuk tipe panicle yang terdiri dari tangkai bunga, cabang primer, dan cabang sekunder seperti halnya pada bunga mangga. Rangkaian bunga kemiri sunan tersusun dalam bentuk malai (inflorescence), dengan mahkota bunga berwarna putih hingga kemerahan, putiknya berwarna kuning muda dengan ovary berwarna hijau serta benang sari berwarna putih kekuningan (Ajijah dkk., 2009). Dalam satu tangkai berisi bunga jantan dan bunga betina, tapi terkadang hanya terdapat bunga jantan atau bunga betina saja atau terdapat keduanya (hemaprodit). Ukuran bunga jantan jauh lebih besar dibanding dengan bunga betina. Jumlah mahkota bunga betina terdiri atas 5 - 7 buah dan berwarna putih, sedangkan bunga jantan mempunyai 12 benang sari dengan pangkal menempel pada mahkota bunga dan bersatu membentuk kerucut.

 

Buah

Buah kemiri sunan dapat terbentuk setelah 3 sampai 4 bulan sejak mekar. Buah yang sudah mencapai tingkat kematangan akan mulai berjatuhan setelah 5 bulan dari saat pembuahan. Pada setiap tandan jumlah buah sebanyak 5 sampai 13 buah. Bentuk dari buah kemiri ini bulat hingga bulat telur, berbulu lembut, agar pipih, dan pada setiap buah memiliki 3 sampai 4 ruang yang berisi biji (Herman dan Pranowo, 2011). Buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah matang buah berwarna hijau kekuningan sampai kecoklatan. Kulit buah yang melindungi dan membungkus biji memiliki ketebalan sekitar 3 - 5 mm. buah kemiri yang sudah masak mempunyai ukuran sekitar 5 - 7 cm, dengan panjang 5 - 6 cm.

 

 

 

Nama Lokal :

Nama kemiri untuk tiap daerah di Indonesia adalah Kereh (Aceh), Hambiri (Batak), Buah koreh (Minangkabau), Kemiri (Melayu, Jawa), Muncang (Sunda), Kameri (Bali), Kawilu (Sumba), Sapiri (Makasar), Sakete (Ternate), Engas (Ambon), Hagi (Buru), kembiri, gambiri, hambiri (Bat.); damiu (Selayar) kemili (Gayo); kemiling (Lamp.); buah kareh (buah keras, Mink.; Nias); kaminting (Bjn, Day.). Juga muncang (Sd.); dèrèkan, pidekan, kêmiri (Jw.); kamèrè, komèrè, mèrè (Md.); kumbè ''Belitung''; pelleng (Bugis) dan lain-lain

 

Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman     :          

Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai dari India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia Baru.

 

Status Kelangkaan berdasarkan IUCN :     

 

 

Syarat Tumbuh :

Tanaman kemiri tumbuh baik pada suhu udara 21 – 27oC. Dengan curah hujan untuk tanaman kemiri yaitu 1100 – 2400 mm dengan hari hujan 80 – 110 hari per tahun. Kelembapan rata-rata yang dikehendaki tanaman yaitu 75%. Kemiri dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1200 m dpl. tetapi idealnya pada ketinggian sampai 800 m dpl.

 

Habitat :   

Pohon kemiri banyak djumpai di daerah beriklim hujan tropis, dengan kondisi agak kering selama musim kemarau. Jenis ini tumbuh subur di daerah tropis yang lembap sampai ketinggian 1200 m di atas permukaan laut

 

Penyebaran Tanaman :   

Di Indonesia tanaman kemiri tersebar diseluruh Nusantara dan yang terbanyak adalah di Sulawesi Selatan, Jawa, Maluku dan Sumatera Utara. Kemiri sudah banyak di tanam oleh rakyat, meskipun masih banyak pula yang tumbuh secara liar di hutan-hutan.

 

Metode Perbanyakan :

Perbanyakan kemiri sunan yang umum digunakan adalah grafting, yaitu metode perbanyakan vegetatif dengan menyambungkan batang bawah (rootstock) dan batang atas (scion) (Luntungan et al., 2009).

 

Kandungan Senyawa Kimia :

Bagian tanaman kemiri yang dapat digunakan sebagai obat herbal yaitu daun, kulit batang, hingga bijinya. Kemiri (Aleurites moluccana) mengandung flavonoid, polifenol, vitamin, folat, protein, karbohidrat, tanin, alkaloid, saponin, steroid, dan terpenoid.

 

Bagian yang Dimanfaatkan :

Tanaman ini tidak hanya menghasilkan minyak kemiri saja. Hampir semua bagian dari tanaman kemiri dapat dimanfaatkan yakni mulai dari akar, batang, daun dan biji.

 

Kegunaan :

Kemiri dikenal sebagai salah satu bumbu untuk menyedapkan berbagai masakan. Selain itu, kemiri juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, mulai dari menyuburkan rambut hingga menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.

 

Letak Koordinat :

 

 

Referensi