Taksonomi dan Morfologi

    • Kingdom: Plantae
    • Divisi: Tracheophyta
    • Super Divisi: Embryophyta
    • Kelas: Magnoliopsida
    • Ordo: Sapindales
    • Famili: Sapindaceae
    • Genus: Dimocarpus
    • Spesies: Dimocarpus Longan Lour

 

Morfologi

Gambar

Akar

Pohon yang dimiliki oleh tanaman kelengkeng ini memiliki ukuran tinggi kira-kira mencapai 40 m serta batang yang berdiameter 1 meter. Selain itu, akar dari pohon tanaman kelengkeng merupakan salah satu akar yang berjenis tunggang. Bahkan pohon kelengkeng ini menyediakan berbagai akar samping, kuat dan panjang.

Batang

Batang dari tanaman kelengkeng memiliki batang yang berkayu keras dengan bentuk yang bulat serta sistem percabangan yang simpodial. Maksudnya, dimana batang-batang yang memiliki cabang-cabang yang banyak dengan serta arah cabangnya merapat dan mendatar. Pada umumnya 

Daun

Berbeda dengan tanaman yang lainnya dimana tanaman kelengkeng ini memiliki daun yang banyak serta ukurannya panjang dan pada bagian ujungnya terlihat meruncing. Sama seperti tanaman yang lainnya dimana tanaman dari kelengkeng memiliki warna daun hijau yang gelap. Daun kelengkeng merupakan salah satu daun yang majemuk dengan berhadap-hadapan pada satu tangkai. Biasanya satu tangkai terdiri dari kurang lebih 3 sampai 6 pasang daun. Dibagian permukaan daun memiliki warna yang hijau tua serta mengkilap. Selain itu struktur daun dari tanaman kelengkeng ini, yaitu menyirip.

Bunga

Morfologi dari bunga tanaman ini memiliki dua macam yaitu, monoesis dan diesis. Tanaman yang jantan hanya menyediakan staminate (benang sari) saja tanpa adanya harus memperlihatkan pistil (putik). Bunga kelengkeng merupakan sebuah bunga yang majemuk dengan ukuran yang minimalis dan memiliki warna coklat kekuningan. Pada umumnya perbungaan terdapat flos terminalis atau bagian ujung dan berbentuk seperti payung menggarpu serta bunga mahkota 5 helai.

Buah

Buah dari kelengkeng ini memiliki ukuran yang relatif kecil dan berbentuk bulat serta didukung dengan dua warna yang berbeda. Warna yang pertama yaitu warna hijau, dimana buah kelengkeng yang berwarna hijau akan bertanda kalau buah kelengkeng itu masih mudah dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk warna yang kedua yaitu warna coklat yang kekuningan ini bertanda kalau buah kelengkeng dalam keadaan yang sudah tua atau layak untuk dikonsumsi. Daging dari buah ini agak sedikit tebal serta rasanya manis jika dikonsumsi. Bagian permukaannya seperti berbintil yang kasar, namun ini hanya bergantung pada varietasnya. Biji dari kelengkeng ini berbentuk bulat dengan dua keping yang telah dilapisi dengan biji yang berwarna hitam. Biji dari tanaman kelengkeng ini memiliki warna yang hitam dengan daging yang berwarna putih. Pada daging kelengkeng telah menyediakan karbohidrat manfaat-manfaat yang sangat bermanfaat bagi anda. Dengan demikian pembahasan kita kali ini mengenai klasifikasi beserta dengan morfologi dari tanaman kelengkeng. Semoga pembahasan bisa bermanfaat bagi anda yang telah membacanya.

 

 

Nama Lokal :

Nama lokal kelengkeng di berbagai daerah di Indonesia dapat berbeda, tergantung wilayah dan dialek setempat. Berikut beberapa nama yang sering digunakan: Kelengkeng, Nama umum di banyak wilayah Indonesia. Lengkeng. Banyak digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mata Kucing. Dipakai di wilayah Sumatera dan Malaysia, karena bentuknya yang mirip mata kucing. Longan. Dipakai secara internasional dan kadang juga digunakan di Indonesia. Lokat Di beberapa daerah seperti Sumatera Utara. Meskipun demikian, "kelengkeng" atau "lengkeng" adalah nama yang paling umum di Indonesia.

 

Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman     :          

Kelengkeng (Dimocarpus longan) berasal dari Asia Tenggara dan Selatan, khususnya dari Tiongkok, India, dan Thailand. Buah ini dikenal di Tiongkok sebagai "longan" atau "mata naga." Kelengkeng kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui perdagangan dan interaksi budaya, dan kini banyak dibudidayakan di wilayah tropis seperti Jawa dan Sumatera.

 

Status Kelangkaan berdasarkan IUCN :     

Menurut IUCN Red List, status kelangkaan kelengkeng (Dimocarpus longan) saat ini adalah Least Concern (LC) atau Risiko Rendah. Artinya, spesies ini dianggap tidak terancam punah dan populasinya cukup stabil di alam liar. Namun, penting untuk terus memantau keberadaan spesies ini agar kelestariannya tetap terjaga, terutama di wilayah budidaya atau habitat alami yang mungkin terancam oleh aktivitas manusia atau perubahan iklim.

 

Syarat Tumbuh :

Kelengkeng (Dimocarpus longan) tumbuh baik dalam iklim tropis dengan suhu 20–35°C, curah hujan 1.500 - 3.000 mm, dan tanah yang gembur dengan pH 5,5–6,5. Tanaman ini memerlukan paparan sinar matahari penuh dan ketinggian 200–600 meter di atas permukaan laut.

 

Habitat :   

Kelengkeng tumbuh di hutan tropis dan subtropis, di dataran rendah hingga ketinggian 600 m, pada tanah berdrainase baik, dan dalam iklim tropis dengan suhu 20 - 35°C.

 

Penyebaran Tanaman :   

Kelengkeng menyebar di Asia Tenggara dan Selatan, termasuk Tiongkok, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia

 

 

Metode Perbanyakan :

Perbanyakan tanaman kelengkeng meliputi cangkok, stek, okulasi, dan pembibitan dari benih.

 

Kandungan Senyawa Kimia :

Kelengkeng (Dimocarpus longan) mengandung berbagai senyawa kimia yang bermanfaat. Buah kelengkeng kaya akan vitamin C, yang penting untuk sistem kekebalan tubuh dan sebagai antioksidan. Selain itu, kelengkeng juga mengandung berbagai senyawa fenolik dan flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Selain vitamin dan antioksidan, kelengkeng juga mengandung mineral penting seperti potasium, magnesium, dan kalsium, yang mendukung fungsi tubuh yang sehat. Minyak esensial yang terdapat dalam biji kelengkeng juga memiliki potensi aktivitas antimikroba dan antijamur.

 

Bagian yang Dimanfaatkan :

Bagian yang dimanfaatkan dari tanaman kelengkeng mencakup beberapa elemen penting. Buah kelengkeng adalah bagian utama yang dikonsumsi, baik dalam bentuk segar, dikeringkan, atau diolah menjadi produk seperti jus, selai, dan kue. Biji kelengkeng juga memiliki kegunaan, sering dimanfaatkan dalam obat tradisional dan kosmetik karena sifatnya yang mengandung senyawa aktif. Selain itu, daun kelengkeng kadang digunakan dalam ramuan tradisional untuk tujuan kesehatan tertentu. Setiap bagian dari tanaman kelengkeng memiliki nilai ekonomis dan aplikatif yang bervariasi.

 

Kegunaan :

Kelengkeng memiliki berbagai kegunaan, baik dalam bidang kuliner maupun kesehatan. Buah kelengkeng dapat dimakan segar, dikeringkan, atau diolah menjadi produk seperti jus, selai, dan kue, memberikan rasa manis dan kaya nutrisi. Biji kelengkeng sering digunakan dalam obat tradisional dan kosmetik karena mengandung senyawa aktif yang dapat memiliki manfaat kesehatan dan kecantikan. Daun kelengkeng juga memiliki aplikasi dalam ramuan tradisional, digunakan untuk berbagai tujuan kesehatan seperti meredakan masalah pencernaan dan sebagai antiinflamasi. Dengan berbagai kegunaan ini, kelengkeng menawarkan manfaat yang luas di berbagai bidang.

 

Letak Koordinat :

 

 

Referensi

Barstow, M. (2022). "Dimocarpus longan": e.T32399A67808402.

Kelengkeng (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-22. Diakses tanggal 2022-05-22.

Gunawan, H., dkk. (2019). Partomiharjo, Tukirin, ed. 100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati (PDF). Bogor: IPB Press. hlm. 90. ISBN 978-602-440-771-1.