Taksonomi dan Morfologi |
|
Morfologi |
Gambar |
Akar/rimpang Jamblang mempunyai perakaran yang kuat sera merupakan perakaran tunggang. Akar tunggang adalah akar yang besar, sentral, dan dominan dari mana akar lain bertunas secara lateral. Biasanya akar tunggang agak lurus dan sangat tebal, bentuknya meruncing, dan tumbuh langsung ke bawah |
|
Batang Batang yang membulat dan tinggi serta memiliki pohon yang kuat |
|
Daun Daun jamblang merupakan daun tunggal dan tebal dengan tangkai daun 1-3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat terbalik dengan pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm dan berwarna hijau. |
|
Bunga Jamblang memiliki tipe majemuk, termasuk bunga lengkap, dan terletak di ketiak daun. |
|
Buah Buah tanaman jamblang berbentuk lonjong, dengan warna hitam keunguan untuk juwet hitam dan hijau muda keputihan untuk juwet putih dengan daging buah berwarna putih. Rasa buah jamblang berbeda, jamblang hitam manis tapi lebih dominan sepat sedangkan juwet putih lebih dominan manis dari pada sepatnya. Bentuk biji tanaman juwet berbentuk elips atau oval dengan albumen Endospermium. |
Nama Lokal : |
Pohon buah-buahan ini masih tergolong dalam filum jambu - jambuan berbiji (Myrtaceae). Juwet kini berjumlah sangat sedikit dan termasuk salah satu dari tanaman yang telah terlupakan dan bahkan jarang dibudidayakan. Juwet dikenal dengan nama berbeda di beberapa daerah di Indonesia seperti jambu kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Minang kabau), jamblang (Betawi dan Sunda), juwet, duwet, duwet manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura), juwet, jujutan (Bali), klayu (Sasak), duwet (Bima), jambulan (Flores), java Raporapo (Makasar), alikopeng (Bugis), jambu (Ternate). |
Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman : |
Habitat asal pohon Jamblang adalah wilayah subtropis yang berada disekitar Pegunungan Himalaya. Beberapa kawasan yang masuk kedalam wilayah ini antara lain Srilanka dan India. Tanaman Jamblang juga banyak dibudidayakan dikawasan Malaysia, Indonesia, hingga Australia dan saat ini telah tersebar ke seluruh negara. |
Status Kelangkaan berdasarkan IUCN : |
|
Syarat Tumbuh : |
Pohon jamblang tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia serta wilayah Asia Tenggara lainnya. Duwet atau jamblang berkembang secara optimal pada daerah datara setinggi 500 hingga 1800 mdpl dengan curah hujan lebih dari 1000 mm per tahun. Tanaman ini toleran terhadap kondisi banjir, kekeringan, tanah yang kurang subur, lahan basah dan tanah berdrainase. |
Habitat : |
- |
Metode Perbanyakan : |
Jamblang pada umumnya diperbanyak dengan benih, walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90 hari setelah pelaksanaan 3 pencangkokan. |
Kandungan Senyawa Kimia : |
Tumbuhan jamblang ini dilaporkan mengandung senyawa kimia antara lain suatu alkaloid, flavonoid, resin, tannin, dan minyak atsiri. Tumbuhan ini memiliki banyak khasiat tidak lain karena memiliki kandungan kimia yang fungsinya dapat mengobati suatu penyakit. Salah satunya adalah senyawa flavonoid. |
Bagian yang Dimanfaatkan : |
Selain pemanfaatan buah, bagian tumbuhan jamblang lainnya telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan alami penangkal bakteri pathogen, seperti daun, biji dan batangnya. |
Kegunaan : |
Meredakan batuk dan pilek. Manfaat vitamin C dalam buah jamblang tidak hanya untuk mencerahkan kulit, tetapi juga meredakan batuk dan pilek. Manfaat ini juga diperoleh dari kandungan zinc di dalamnya. Kedua kandungan tersebut sama-sama memiliki sifat antiradang dan antioksidan. |
Letak Koordinat : |
|
Referensi |
Tressler, D.K. dan M.A. Joslyn. 1961. Fruit and Vegetable Juice Processing Technology. The AVI Publishing Company, Inc., Westport, Connecticut. Tressler, D.K. dan J.G. Woodrof. 1976. Food Products Formulary Volume 3 : Fruit, Vegetable, And Nut Products. The AVI Publishing Company Inc. Westport, Connecticut. Julyaningsih AH, Rais M., dan Irmayani. Studi Pengembangan Buah Jamblang (syzygium cumini l.) Menjadi Minuman Fungsional Kaya Antioksidan. Jurnal Agritechno, Vol. 15, No. 02 Hidayat, Syamsul (2005). Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. hal. 71. Jakarta:Penebar Swadaya. ISBN 979-489-944-5. Lompat ke:a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1518. Lompat ke:a b Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA–Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 380-382. |