Taksonomi dan Morfologi

    • Kingdom:  Plantae
    • Divisi:  Magnoliophyta
    • Kelas:  Magnoliopsida
    • Ordo:  Sapindales
    • Famili:  Meliaceae
    • Genus:  Toona
    • Nama ilmiah: Toona sureni Merr.
 

 

Morfologi

Gambar

Akar

Kayu suren memiliki akar tunggang dan cabang akar yang banyak sehingga suren dapat tumbuh diberbagai kondisi, termasuk lempung merah, liat berbatu, pasir dan batu kapur.

 

Batang

Batang tanaman berbentuk memanjang lurus dari bawah ke atas dan memiliki tinggi tanaman rata-rata adalah 40 - 60 m, memiliki jarak bebas cabang sekitar 25 m, tanaman ini memiliki kulit kayu yang berwarna coklat dan tekstur kulit tanaman yang kasar dan juga terpecah-pecah. 

 

Daun

Daun tanaman suren berbentuk oval dengan panjang 10 - 15 cm, menyirip dan terdapat 8 - 30 pasang daun pada cabang nya, selain itu untuk pembungaan muncul dari ujung batang tanaman.

 

Bunga

Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir. Biasanya dalam penyerbukan ini tidak dilakukan secara langsung, namun tetapi memerlukan bantuan dari angin maupun hewan sekitarnya.

 

Buah

Buah tanaman suren tersusun rapat dengan panjang bisa sampai dengan 1 m, setiap ruas memiliki lebih dari 100 buah yang mana berbentuk (Capsule) dan memanjang, dalam satu buah terdapat 5 bagian ruang yang terdiri dari 6 - 9 benih. Buah yang masak berwarna coklat tua dan memiliki sayap di kedua ujungnya. Waktu suren berbunga biasanya pada bulan Desember sampai Februari atau April sampai September.

 

 

 

Nama Lokal :

Tanaman ini dikenal dengan nama suren (Jawa), surian (Kalimantan) atau mapala/molopaga (Sulawesi).

 

Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman     :          

Tanaman ini ditemukan mulai dari Afghanistan terus ke timur hingga Australia dan Korea.

 

Status Kelangkaan berdasarkan IUCN :     

 

 

Syarat Tumbuh :

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman Suren adalah tanah lempung berpasir atau lempung liat. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman suren yaitu 1.100 - 2.400 mm dengan hari hujan 80 - 110/tahun dengan jumlah bulan kering yang jelas yakni 4 - 6 bulan (Elevitch dan Manner, 2006 dalam Krisnawati et al, (2011).

 

Habitat :   

Jenis ini dijumpai di hutan – hutan primer maupun sekunder, dan banyak tumbuh di pedesaan, sering ditemukan di sepanjang sungai di daerah bukit dan lereng – lereng, pada ketinggian 1.200 – 2.700 m dpl. tumbuhan ini memerlukan tanah yang subur.

 

Penyebaran Tanaman :   

Tanaman suren menyebar di Nepal, India, Bhutan, Myanmar, Indo – Cina, China selatan, Thailand dan sepanjang Malaysia hingga barat Papua Nugini. Di Indonesia, menyebar di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi yang beriklim A-C. Dengan rata – rata suhu tahunan 22oC.

 

Metode Perbanyakan :

Pembibitan suren dilakukan secara generatif menggunakan benih hasil koleksi dari pohon induk yang baik. Daya kecambah benih suren umumnya sangat baik yaitu dapat mencapai 86 - 100% (Jayusman dan Manik, 2005). Teknik perbanyakan vegetatif juga bisa dilakukan dengan cara stek cabang, stek pucuk dan kultur jaringan.

 

Kandungan Senyawa Kimia :

Daun suren juga mengandung senyawa kimia yang bernama metil galat yang memiliki bioaktivitas seperti antibakteri, antioksidan. Selain metil galat daun suren juga mengandung senyawa karotenoid, yaitu lutein yang berperan dalam pencegahan kerusakan macular mata dari sinar biru matahari.

 

Bagian yang Dimanfaatkan :

Daun, batang dan akar.

 

Kegunaan :

Tanaman ini sering di tanami di perkebunan the sebagai pemecah angin. jenis ini cocok sebagai naungan dan pohondi sepanjang tepi jalan. Kayunya bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik. Kayunya sering digunakan untuk lemari, mebel, interior ruangan, panel, dekoratif, kerajinan tangan, alat musik, kotak catur, finir, peti kemas, dan konstruksi. Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu diare. Kulit dan buahnya dapat digunakan untuk minyak atsiri.

 

Letak Koordinat :

 

 

Referensi