Taksonomi dan Morfologi

    • Kingdom : Plantae
    • Divisi : Magnoliophyta
    • Sub Divisi : Spermatophyta
    • Kelas : Magnoliopsida
    • Ordo : Lamiales
    • Famili : Verbenaceae
    • Genus : Tectona
    • Spesies : Tectona grandis L.f  
    • Nama ilmiah : Tectona grandis Linn f. (Purwanta, 2015)

 

Morfologi

Gambar

Akar

Karakteristik dari pohon jati yaitu memiliki dua jenis akar yaitu akar tunggang dan akar serabut.

Batang

Tinggi pohon jati berkisar 40 meter dengan diameter batang pohon berukuran 1,8 meter hingga 2,4 meter. Tinggi batang bebasnya mencapai 18-20 meter. Kulit batang berwarna cokelat gradasi dan kuning keabu-abuan. Pohon jati yang baik adalah pohon yang memiliki garis diameter batang yang besar, berbatang lurus dan jumlah cabangnya sedikit (Mulyana dan Asmarahman, 2010).

Daun

Daun berbentuk jantung membulat, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, kasar, hijau pucat. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm, sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Menurut Ahsana dkk., (2011) daun jati letaknya saling berhadapan (opposite), bertangkai pendek (Purwanta, 2015). Daun muda akan bewarna hijau kecoklatan, sedangkan daun tua bewarna hijau keabu – abuan. Daunnya akan gugur pada saat musim kemarau, antara bulan November sampai Januari. Daun jati juga memiliki keunikan tersendiri, karena apabila diremas maka akan menghasilkan warna merah.

Bunga

Bunga jati berukuran kecil dengan diameter 6-8 mm, berwarna keputih-putihan dan berkelamin ganda (satu bunga terdapat benang sari dan putik) dengan jumlah kuncup per tandan antara 800-3.800 buah. Bunga mekar dalam waktu 2-4 minggu (Dahana dan Warisno, 2011).

 

Buah

Buah jati berwarna hijau muda, keras dan termasuk kategori buah batu dan ukuran buah antara 5-20 mm (Dahana dan Warisno, 2011).

 

Nama Lokal :

Nama-nama daerah jati yang sering dipakai dibeberapa negara, seperti Jati (Indonesia), Tekku (Bombay), Kyun (Burma), Saga (Gujarat), Sagun (Hindi), Saguan (Kannad), Sag (Manthi), Singuru (Oriya), Bardaru (Sangskrit), Tekkumaran (Tamil) dan Adaviteeku (Telugu) (Sumarna, 2011)

 

Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman     :          

Jati merupakan tanaman pohon yang berasal dari India, Burma, Thailand dan Laos. Kemudian jati diperkenalkan ke daerah Jawa.

 

Status Kelangkaan berdasarkan IUCN :     

Status konservasi jati menurut IUCN ialah terancam atau endangered (EN). Hal ini disebabkan oleh tingginya pemanfaatan kayu jati sebagai bahan baku furnitur, tetapi tidak diimbangi dengan pelestarian yang baik.

 

Syarat Tumbuh :

Jati dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan 1.200 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36°C, bahkan hingga kisaran 10 – 43 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketinggian ideal bagi pertumbuhan jati ialah pada ketinggian 700 mdpl. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah memiliki tanah dengan pH 6 – 8 bahkan hingga pH 4,5 dan tidak dibanjiri dengan air (Purwanta, 2015).

 

Habitat :   

Pohon jati cocok untuk tumbuh di kawasan iklim tropis di Indonesia. Iklim tropis yang memiliki kondisi dan cuaca dengan curah hujan berikisar 1.200 hingga 2.000 mm per tahun dan dengan kelembaban 60% hingga 80% sangat mendukung bagi pertumbuhan jati. Ketika memasuki musim kemarau dengan kondisi curah hujan yang menurun, daun-daun jati akan berguguran. Pada daerah yang mengalami kemarau panjang, pohon jati yang tumbuh akan memiliki lingkaran tahun yang bernilai artistik dan berestetika tinggi.

 

Metode Perbanyakan :

Perbanyakan dengan generatif (biji) dan vegetatif (setek). 

 

Kandungan Senyawa Kimia :

Senyawa yang terkandung dalam daun jati diantaranya adalah senyawa karbohidrat, alkaloid, tanin, sterol, saponin, protein, kalsium, fosfor, serat mentah dan juga mengandung pewarna (cokelat kekuningan atau kemerahan) (Pareda et al., 2020). Beberapa senyawa yang terkandung dalam daun jati (Tectona grandis) memiliki aktivitas antibakteri juga antioksidan yang berperan sebagai senyawa obat.

 

Bagian yang Dimanfaatkan :

Bagian dari pohon jati yang banyak dimanfaatkan yaitu daun dan batang kayunya untuk industri mebel seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya. Daun jati memiliki antioksidan adalah senyawa atau molekul yang berperan dalam menjaga kestabilan radikal bebas dengan menghambat terjadinya reaksi berantai pembentukan radikal bebas (Nur et al., 2019)..

 

Kegunaan :

Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas berlebih bisa menyerang senyawa apa saja terutama lipid dan protein yang berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif karena kurangnya antioksidan dalam tubuh yang tidak mampu mengimbangi terjadinya oksidasi seperti penyakit jantung, arterioskelerosis, kanker serta gejala penuaan. Sifat antibakteri dan antioksidan pada daun jati telah mendapatkan hasil bahwa daun jati memiliki sifat antibakteri dan antioksidan yang sangat kuat. Fenolik atau flavonoid merupakan senyawa yang berperan dalam memperoleh sifat antioksidan. Beberpa senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun jati yaitu flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid yang berperan dalam sifat anti bakteri (Badruttamam, 2022).

 

Letak Koordinat :

Berdasarkan letak geografis, pohon jati tumbuh menyebar di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara pada rentang 9° – 25° 30′ LU dan 73° – 104° 30′ BT.

 

Referensi

Badruttamam, M. I. (2022). Pemanfaatan Kandungan Senyawa Alami pada Daun Jati (Tectona Grandis) sebagai Antibakteri dan Antioksidan. JIFMI: Jurnal Ilmiah Fitomedika Indonesia1(1).

Dahana, K., dan Warisno, 2011. Investasi Prospektif dengan Mengebunkan Jati Unggul. Buku. Penerbit Andi. Yogyakarta. 11—20 p.

Nur, S., Sami, F. J., Awaluddin, A., & Afsari, M. I. A. (2019). Korelasi Antara Kadar Total Flavonoid dan Fenolik dari Ekstrak dan Fraksi Daun Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb.) Terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 5(1), 33–42. https://doi.org/10.22487/j24428744.2019.v5.i1.12034

Mulyana, D. dan C. Asmarahman. 2010. 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah. Buku. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.

Pareda, N. K., Edy, H. J., & Lebang, J. S. (2020). FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN CAIR KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN JATI (Tectona grandis Linn.f.) DAN DAUN EKOR KUCING (Acalypha hispida burm.f.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus. Pharmacon, 9(4), 558. https://doi.org/10.35799/pha.9.2020.31366

Purwanta, S. (2015). 'Budi Daya dan Bisnis Kayu Jati'. Jakarta.

Sumarna, Yana., 2011, Kayu Jati : Panduan Budidaya & Prospek Bisnis , Jakarta : Penebar Swadaya.