Taksonomi dan Morfologi

  • Kerajaan : Plantae
  • Divisi :Magnoliophyta
  • Subdivisi :Angiospermae
  • Kelas :Dicotyledone
  • Ordo :Fabelas
  • Famili :Fabaceae
  • Genus :Pterocarpus
  • Spesies :Pterocarpus indicus Willd

 

Morfologi

Gambar

Akar/rimpang

Biasanya dengan akar papan (banir). Akar papan, atau dikenal juga dengan banir, adalah akar yang menjorok dan menonjol ke luar menyerupai dinding penopang pohon pada bagian pangkalnya.

Batang

Batang sering beralur atau berbonggol

Daun

Daun majemuk menyirip gasal, panjang 12–30 cm. Anak daun 5-13, berseling pada poros daun, bundar telur hingga agak jorong, 6-10 × 4–5 cm, dengan pangkal bundar dan ujung meruncing, hijau terang, gundul, dan tipis.

Bunga

Bunga-bunga berkumpul dalam malai di ketiak, 9–15 cm panjangnya. Bunga berkelamin ganda, berwarna kuning dan berbau harum semerbak, berbilangan-5. Kelopak serupa lonceng, berdiameter 6mm, dua taju teratas lebih besar dan kadang-kadang menyatu. Mahkota lepas-lepas, berkuku, bendera bundar telur terbalik atau seperti sudip. Benang sari 10 helai, yang teratas lepas atau bersatu

Buah

Buah polong bundar pipih, dikelilingi sayap tipis seperti kertas, lk. 6 cm diameternya, tidak memecah ketika masak. Biji 1-4 butir.Polong akan masak dalam waktu 4-6 bulan, berwarna kecoklatan ketika mengering. Bagian tengah polong gundul pada forma indicus dan berbulu sikat pada forma echinatus (Pers.) Rojo. Ada pula bentuk-bentuk antaranya

 

Nama Lokal :

Aceh pohon angsana ini dikenal dengan nama Asan, Ambon (Lala, lalan), Batak (Sena, Sona, Hasona), Betawi (Angsana, Babaksana), Jawa dan Madura (Sana Kembang), Minang (Asana, Sana, Langsano, Lansano), Maluku (Linggua), Ternate, Tidore dan Halmahera (Ligua), dan lainnya.

 

Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman     :          

Secara alami, pohon ini ditemukan mulai dari Burma bagian selatan, melewati Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara hingga ke Pasifik barat, termasuk di Cina selatan, Kep. Ryukyu, dan Kep. Solomon.Di Jawa, pada masa lalu banyak ditemukan tumbuh tersebar di hutan-hutan hingga ketinggian 500m dpl., terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Kalimantan didapati tumbuh liar di rawa-rawa pantai, di sepanjang aliran sungai pasang surut.

 

Status Kelangkaan berdasarkan IUCN :     

 

 

Syarat Tumbuh :

Tak seperti anggota marga Pterocarpus yang lain, yang menyukai wilayah ugahari, angsana menyukai lingkungan hutan hujan tropika.Kondisi lahan yang terbuka dan sedikit perlindungan akan cocok untuk perkembangan budidaya. Pohon ini dapat tumbuh dengan baik di wilayah beriklim tropis dengan ketinggian 600 hingga 1300 mdpl.Pohon angsana dapat hidup secara maksimal di daerah berketinggian 800 mdpl, tanah yang subur, gembur dan kaya unsur hara.

 

Habitat :   

-

 

Metode Perbanyakan :

Untuk budidaya pohon angsana biasanya dilakukan dengan cara menanam melalui biji atau stek batang dan ranting. Kebanyakan para budidaya lebih banyak melakukan dengan menggunakan stek batang, karena cara ini dianggap lebih mudah untuk tumbuh.Perbanyakannya sendiri dapat dilakukan dengan sistem cangkok maupun pembibitan. Metode pencangkokannya dilakukan dengan cara memilih cabang atau ranting yang tidak terlalu muda ataupun tua.

 

Kandungan Senyawa Kimia :

Penapisan fitokimia menyatakan kulit kayu angsana memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid dimana kadar senyawa larut air dalam ekstrak sebesar 42,5% sedangkan kadar senyawa larut dalam etanol sebesar 26,25%.

 

Bagian yang Dimanfaatkan :

Kayunya dapat dijadikan sebagai bahan bangunan dan mebel karena cukup kuat.kulit dan serat pohon Angsana ini dapat digunakan untuk berbagai produk kerajinan tangan. Menurut informasi yang didapat, kulit dan serat kayu Angsana bisa diolah menjadi beragam bentuk kerajinan, seperti mainan, kotak pensil, kursi jalin, dan lain sebagainya.getah pohon Angsana juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Di daerah Kalimantan, biasanya getah pohon Angsana ini sering digunakan sebagai pewarna alami untuk untuk kebutuhan tekstil hingga para pengrajin keranjang tradisional.

 

Kegunaan :

Pohon Angsana dapat digunakan antara lain untuk pembuatan alat-alat tulis, rumah tangga, papan dinding, kayu lapis, bahan bangunan, lantai, patung, ukiran, kerajinan tangan, vinir mewah dan perahu.

 

Letak Koordinat :

 

 

Referensi

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 2. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 998-1003.

Inayah, S. T., L. Thamzil., dan Y. Etyn. 2009. Kandungan Pb Pada Daun Angsana (Pterocarpus Indicus) dan Rumput Gajah Mini (Axonopus. Sp) di Jalan Protokol Kota Tanggerang. ISSN 2 : 340-346.

Sulasmini, L. K., M. S. Mahendra,. K. A. Lila. 2003. Peranan Tanamanan Penghijaun Angsana, Bungsur dan Daun Kupu-kupu sebagai Penyerap Pb dan Emisi Debu Kendaraan Bermotor di Jalan Cokroaminoto, Melati, Cut Nyak Dien di Kota Denpasar. Ecotropic (2) : 1 – 10