Taksonomi dan Morfologi |
|
Morfologi |
Gambar |
Akar
|
|
Batang Pohon rendah, hijau sepanjang tahun, tinggi 3-10 m, dengan batang pendek dan bengkok, diameter 30-50 cm, kulit kayu coklat bersisik, sering bercabang di dekat pangkal dan dengan mahkota yang tidak beraturan serta cabang-cabang yang tidak beraturan dan bersisik (Lim, 2012). |
|
Daun Daun menyirip, bulat telur sampai lonjong-, 7–25 cm × 2,5–16 cm, pangkal berbentuk hati, bulat atau tumpul, ujung tumpul atau runcing, utuh, gundul pada kedua permukaan, bening, agak harum bila diremas, merah muda bila tangkai daun muda berwarna hijau muda dengan panjang 0,5–1,5 mm (Lim, 2012). Warna daun dipengaruhi oleh kandungan antosianin dalam tanaman. Kandungan antosianin semakin menurun seiring dengan perkembangan daun (Anggraheni et al., 2019). |
|
Bunga Bunga tersusun atas daun terminal dan ketiak, berbunga 3-7; diameter bunga 2,5-3,5 cm, putih; tabung kelopak panjang 5-7 mm, 4 helai; kelopak empat, spathulate, panjangnya mencapai 7 mm, putih kekuningan; benang sari banyak dengan warna putih, bentuknya bulat telur dengan panjang 0,75-2 cm, kepala sari bulat telur bulat telur kekuningan; corak sampai 17 mm, putih kekuningan (Lim, 2012). |
|
Buah Buah seperti buah beri, turbinate (berbentuk lonceng), 1,5-2 cm × 2,5-3,5 cm, dengan pangkal yang meruncing dan puncak yang melebar, dimahkotai oleh ruas kelopak yang melengkung di atas puncak buah yang cekung, menyisakan area kecil yang tidak tertutup, putih, merah muda hingga merah mengkilap; putih segar, sangat berair, renyah atau kenyal, sedikit beraroma aromatik. Biji 1-2 (-6), bulat, kecil (Lim, 2012). |
|
Nama Umum dan Nama Lokal : |
Bell Apple, Bell Fruit, Water Apple, Water Cherry, Watery Rose Apple (Lim, 2012). Jambi Iye, Jambi Pira, Jambi Raya (Aceh), Jambu Er, Njamu Er (Bali), Jambu Aek, Jambu Air, Jambu Erang (Batak), Jambu (Besemah), Jambu Jene (Bimba), Jambu Salo, Jambu Saio Bugis), Takaw (Buol, Manado, Sulawesi ), Kepet, Lutune Waele, O’uno, Popte, Tepete (Ceram, Ambon, Moluccas), Kubal (Dayak, Kalimantan), Jambu Airjemer (Gajo), Omuto, Upo (Gorontalo ), Rowane, Yarem (Halmaheira), Jambu Pingping (Jambi), Jambu Air, Jambu Wer, Jambu Uwer (Jawa), Jambu Air, Jambu Ayor, Jambu Kelinga, Jambu Wai (Lampung), Jambu Bertih (Lingga), Jambhu Wir (Madura), Jambu Jene (Makassar), Jambu Keling (Malay, Bengkoelen), Gora (Manado), Jambu Aye (Minangkabau), Samba (Nias), Jambu Waelo, Kuputol Waelo, Rutu Putio (Oelias), Ansahmoh, Purori (Papua), Compose (Sangir), Wo Luba Kume (Sawoe), Jambu Aer (Singkep), Jambu Ayak (Serawaj), Bluwa, Bluwo (Solor), Kebes, Kembes, Kouoa, Kombas, Kumpas, Kumpasa, Mangkoa (Sulawesi, Maluku), Jambu Air (Sundanese), Gora Yadi (Ternate), Yadi (Tidore), Jambu, Gambu, Wua Usa (Toraja) (Lim, 2012). |
Asal Usul Spesies dan Penyebaran Tanaman : |
Spesies ini berasal dari Asia tropis di utara Queensland. Umumnya dibudidayakan di India, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Di Filipina, tanaman ini tumbuh liar di tengah hutan Provinsi Mindanao, Basilan, Dinagat dan Samar. Kadang-kadang ditanam di Trinidad dan Hawai (Lim, 2012). |
Status Kelangkaan berdasarkan IUCN : |
Tidak mengkhawatirkan (Least Concern/LC) |
Syarat Tumbuh : |
Tanaman tropis ini tumbuh di dataran rendah yang hangat, basah dan lembab dengan curah hujan tahunan yang merata hingga ketinggian 1.200 m. Di daerah iklim subtropis, buah umumnya dipanen pada musim dingin dan lebih baik daripada yang dipanen di musim panas. Pohon-pohon ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, namun tanah yang subur dan berat lebih disukai untuk kualitas buah yang lebih baik. Tanaman ini lebih menyukai akses air yang mudah dibandingkan harus mencari air di tanah yang ringan dan dalam. Tanaman ini juga memerlukan perlindungan dari angin. Jambu air tumbuh paling baik di daerah dengan musim kemarau tetapi dengan pasokan air tambahan (Janick and Paull, 2008; Lim, 2012). . |
Habitat : |
Kebun, pekarangan |
Metode Perbanyakan : |
Perbanyakan dengan generatif (biji), vegetatif (sambung pucuk), kultur jaringan (Janick dan Paull, 2008) |
Kandungan Senyawa Kimia : |
Senyawa kimia yang paling banyak ditemukan pada daun S. aqueum yaitu flavonoid, fenolik, dan tannin sebagai antimikroba dan senyawa hexahydroxyflavone, Myricetin, vitamin C, senyawa 2',4'dihidroksi-6-metoksi-3, 5–dimetilkalkon, senyawa 4-Hidroksibenzaldehid, myricetin-3O-ramnosid, europetin-3-O-ramnosid, floretin, myrigalon-G dan myrigalon-B yang mempunyai aktivitas farmakologi sebagai anti oksidan, antikanker, antidiabetes dan antihiperglikemik (Anggrawati dan Ramadhania, 2016). Komposisi gizi buah jambu air per 100 g dari bagian yang dapat dimakan adalah kalori 68 kJ (17 kcal), protein 0,8 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 3 g, abu 0,7 g, Ca 2 mg, P 13 mg, Fe 0,2 mg, Na 1 mg, K 48 mg, jumlah vitamin A setara 1 m g, b-karoten setara 7 m g, thiamin 0.044 mg, vitamin C 16,7 mg dan vitamin E (Lim, 2012). |
Bagian yang Dimanfaatkan dan Kegunaannya : |
Buah-buahan dimakan langsung atau dimakan dalam rujak (salad buah) di Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, buah-buahan juga diawetkan dengan cara pengawetan (asinan). Daun mudanya bisa dimakan. Orang Indonesia menggunakan daun jambu air muda untuk membungkus makanan ringan dari ketan yang difermentasi. Dalam pengobatan tradisional Malaysia, rebusan kulit kayu astringen digunakan untuk pengobatan sariawan. Salad jambu air biasa disajikan pada upacara setelah melahirkan. Buah dan daunnya telah dilaporkan memiliki sifat antioksidan dan daunnya bersifat sebagai kosmetik (Lim, 2012). Menurut Palanisamy et al. (2011) ekstrak daun jambu air dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat, salah satunya sebagai antioksidan. Pada buahnya penghasil Vitamin C. Buah jambu air memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dapat membantu mengontrol diabetes, hingga menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Pada 100 gram jambu air memiliki 17 kandungan nutrisi didalamnya. |
Letak Koordinat : |
|
Referensi |
Anggraheni, Y.G.D., Adi, E.B.M., Wibowo, H., Mulyaningsih, E.S., 2019. Analisis Keragaman Jambu Air (Syzygium sp.) Koleksi Kebun Plasma Nutfah Cibinong Cibinong Berdasarkan Morfologi dan RAPD. Biopropal Ind. 10, 95. https://doi.org/10.36974/jbi.v10i2.5248 Anggrawati, P.S., Ramadhania, Z.M., 2016. Review Artikel: Kandungan Senyawa Kimia dan Bioaktivitas Dari Jambu Air (Syzygium aqueum Burn. f. Alston). Farmaka 14, 331–334. Janick, J., Paull, R.E. (Eds.), 2008. The Encyclopedia of Fruits and Nuts. CABI Publishing, Wallingford. Lim, T.K., 2012. Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants. Volume 3, Fruits. Springer Dordrecht, London. https://doi.org/10.1007/978-90-481-8661-7 Palanisamy, U.D., Ling, L.T., Manaharan, T., Sivapalan, V., Subramaniam, T., Helme, M.H., Masilamani, T., 2011. Standardized extract of Syzygium aqueum: A safe cosmetic ingredient. Int. J. Cosmet. Sci. 33, 269–275. https://doi.org/10.1111/j.1468-2494.2010.00637.x Van Steenis, C.G.G.J., 2013. Flora. PT Balai Pustaka, Jakarta |